Pemanfaatan Data dan Teknologi untuk Pelatihan

Selama masa pandemi berlangsung, berbagai informasi terkait kursus dan pelatihan dalam jaringan tersebar di berbagai ruang publik virtual khususnya sosial media. Pelatihan tentang isu hak asasi manusia juga mengalami pergeseran metode sebagaimana dengan isu lain. Pelatihan HAM yang umumnya dilakukan dengan cara langsung atau luar jaringan (offline) kini dilaksanakan melalui daring (online). Pelaksanaan pelatihan baik offline maupun online pada dasarnya membutuhkan data dan pengelolaan data yang baik.

Kebutuhan data dan informasi umumnya untuk menentukan alasan dan tujuan pelatihan, manfaat, relevansi dan keberlanjutan pelatihan itu sendiri. Data yang diperoleh dan dikelola dengan baik akan menghasilkan laporan yang tidak saja bermanfaat bagi penyelenggara kegiatan, namun juga bagi pihak lain untuk digunakan sebagai rujukan. Kebutuhan akan ketersediaan data dan pemanfaatannya dimulai dari tahap asesmen, persiapan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelatihan.

Adapun berbagai data yang dibutuhkan antara lain, data untuk mendukung konteks, alasan dan tujuan pelatihan, format pelatihan, narasumber, fasilitator dan tempat penyelenggaraan pelatihan. Selain itu data terkait profil peserta belajar, termasuk di dalamnya usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, lokasi tempat peserta dan tingkat pengetahuan peserta juga dibutuhkan oleh penyelenggara pelatihan. Data-data ini umumnya dibutuhkan saat persiapan pelatihan. Sedangkan dalam pelaksanaan pelatihan data yang dibutuhkan antara lain data perubahan pengetahuan, data mengenai keberterimaan penyelenggaran kegiatan, dan evaluasi kegiatan, Sementara data yang dibutuhkan pasca pelatihan adalah data evaluasi pelatihan yang umumnya mencakup elemen penyelenggaraan kegiatan, tingkat kepuasan peserta dan perubahan pengetahuan peserta belajar. Keseluruhan data yang dibutuhkan dan dihasilkan ini akan sangat berguna saat terkelola dengan baik. Pengelolaan pelatihan berbasiskan data dan informasi akan mendukung bermanfaatnya pelatihan.

Pelatihan dengan metode daring yang memanfaatkan teknologi informasi, tentu diharapkan dapat memaksimalkan pengumpulan dan pengelolaan data-data yang dapat menunjang penyelenggaraan pelatihan. Pemanfaatan teknologi dengan aplikasi daring yang tersedia sejatinya akan membantu proses mengumpulkan, mengkompilasi dan pengelola data pelatihan. Data yang dicari, dipilah, dikumpulkan, diinput dan dianalisis secara manual, akan dapat lebih cepat tersedia dengan memanfaatkan perangkat lunak atau aplikasi yang sesuai. Salah satu contoh pemanfaatan aplikasi sederhana adalah penggunaan aplikasi formulir daring (online form) yang biasanya digunakan pada saat pendaftaran peserta, maupun evaluasi pelatihan. Salah satu Online form yang dapat digunakan adalah Google forms. Data dan informasi yang diberikan pada formulir daring tersebut dapat langsung terkompilasi, dan tersaji dalam format teks dan grafik.

Penyelenggara pelatihan akan dapat langsung melihat jumlah peserta yang mendaftar jika online form tersebut telah disebarkan. Pada saat yang sama dapat juga tersaji informasi lokasi calon peserta jika pertanyaan lokasi dimintakan dalam form, dan berbagai data profil lainnya. Sedangkan pada saat evaluasi, penyelenggara akan dapat langsung melihat respon peserta melalui pertanyaan terbuka ataupun tertutup yang dimintakan dalam fomulir daring yang dibagikan. Data yang tersaji dapat dilihat secara real time, dalam berbagai format sebagaimana disebutkan di atas.

Pemanfaatan teknologi informasi yang maksimal dalam pengelolaan data dapat mempercepat proses analisis. Data yang telah teranalisis dengan baik juga dapat digunakan untuk penyusunan pelatihan berikutnya. Hal yang tidak kalah penting adalah pemanfaatan data yang telah dianalisis dapat menjadi bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pelatihan. Penyusunan kebijakan pelatihan berdasarkan data rasanya penting untuk terus disuarakan.

Ref:

Scroll to Top
Scroll to Top
Ada yang dapat kami bantu?